Thursday, August 17, 2006

Warnet dan Pornografi?

Tercengang ketika membaca sebuah berita pemerkosaan di Harian Jawapos Radar Solo tentang pemerkosaan seorang anak berusia 6,5 tahun oleh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di daerah Wonogiri. Lho kok anak seusia itu bisa memperkosa

Mungkin anak tersebut sebenarnya hanya ingin mencoba dari apa yang pernah ia lihat, mungkin dari majalah, mungkin dr TV atau mungkin dari VCD yang entah ia peroleh dari mana.

Saat ini akses terhadap hal-hal yang berbau seks memang dengan mudah diperoleh oleh siapapun. Penjual majalah/tabloid yangmenampilkan content seks dimana-mana. Dan siapapun boleh membelinya. Selain itu, tayangan di TV pun saat ini semakin berani. Hampir di setiap sinetron ada adegan yang menjurus ke arah seks bebas dari berciuman, berpelukan, sampai pada adegan dua orang yang akan melakukan ML. Bila kita melihat berita di TV seringkali kita jumpai penyitaan VCD-VCD porno dari rental-rental. Penyebaran content pornografi lebih dipermudah lagi dengan adanya teknologi MMS serta HP dengan fasilitas video streaming, yang memungkinkan penyebaran gambar atau video dengan content pornografi.

Selain media tersebut diatas, salah satu media lain yang mempermudah pemerolehan content pornografi adalah Internet. Dengan hanya membayar biaya akses sebesar 3000-6000 Rp.untuk satu jam akses, siapapun dapat memperoleh akses ke dunia pornografi, termasuk anak-anak Sd atau SMP.

Saya pribadi seringkali resah melihat anak-anak SD yang masuk ke warnet. Seringkali iseng dan me-remote, ternyata ada yang membuka situs-situs game, maupun situs-situs artis. Tapi tak jarang pula yang membuka situs-situs berbau seks.Biasanya mereka datang dengan teman-temannya.

Bisa saja sebenarnya situs-situs yang dibuka itu di kill, sehingga tampilanya hilang. Tapi sebagai konsumenpun mereka mempunyai hak untuk membuka apapun yang ingin mereka buka. Semua memang serba dilematis. setiap kemajuan teknologi akan selalu memberikan pengaruh yang positif maupun negatif.


Menurut saya, satu-satunya harapan untuk meminimalkan akses anak-anak terhadap content pornografi adalah kontrol orang tua terhadap akses anak-anak terhadap media.

Menurut Anda?

0 Comments:

Post a Comment

<< Home